www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Harga Minyak Menguat Tersengat Stimulus Moneter China dan Konflik Timur Tengah
Rabu, 25 September 2024 - 10:43:10 WIB
TERKAIT:
   
 

JAKARTA (BabadNews)  - Harga minyak menguat pada perdagangan Selasa (34/9/2024) tersengat stimulus moneter dari China. Stimulus ini berdampak karena karena China sebagai negara pengimpor minyak terbesar di dunia. Selain itu, ada kekhawatiran peningkatan konflik di Timur Tengah, sehingga memengaruhi pasokan minyak di daerah tersebut.

Mengutip Reuters, Rabu (25/9/2024), Harga minyak mentah berjangka Brent menguat US$ 1,27 atau 1,7% menjadi US$ 75,17 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melesat US$ 1,19 (1,7%) menjadi US$ 71,56 per barel dan penutupan tertinggi untuk Brent sejak 2 September 2024.

Direktur Analisis Pasar Global Rystad Energy Claudio Galimberti mengatakan, pengumuman stimulus moneter China menjadi yang terbesar sejak pandemi Covid-19.

"Tak hanya stimulus China yang mendorong harga minyak naik, tetapi juga ketegangan politik di Timur tengah yang mengubah sentimen bearish yang mendominasi pasar minyak selama tiga minggu terakhir," ucap dia.

Bank sentral China meluncurkan stimulus terbesar sejak pandemi Covid-19 untuk menarik ekonomi keluar dari deflasi dan mendekati target pertumbuhan pemerintah. Namun, para analis memperingatkan bahwa dukungan fiskal tambahan masih diperlukan untuk mencapai target ini.

Sementara itu, OPEC meningkatkan perkiraan permintaan minyak global untuk jangka menengah dan panjang dalam laporan tahunannya. Pertumbuhan ini dipimpin oleh negara-negara seperti India, Afrika, dan Timur Tengah, serta transisi yang lebih lambat menuju kendaraan listrik dan bahan bakar bersih.

Selain itu, pasar minyak alami penurunan setelah badai tropis Helene yang mengancam Pantai Teluk Amerika Serikat (AS) akhir pekan ini.

Kemungkinan besar badai akan melewati mayoritas wilayah produksi minyak dan gas alam lepas pantai, dan menghantam Florida. Wilayah ini menyumbang 15% produksi minyak dan 2% produksi gas alam di AS.

Beberapa perusahaan energi telah menghentikan sebagian produksi meskipun badai tropis Helene diperkirakan akan melewati sebagian besar wilayah produksi di Teluk Meksiko bagian barat dan tengah. Badai tropis ini diperkirakan akan mencapai Florida Panhandle sebagai badai besar pada Kamis malam.

Namun, beberapa perusahaan, seperti Shell, mulai memulihkan produksi minyak karena prakiraan badai berubah menjauh dari platform lepas pantai mereka.

Sumber: Cakaplah.com




 
Berita Lainnya :
  • Pemkab Bengkalis Pastikan Penyaluran Sembako KBS di Mandau Tepat Sasaran
  • Puluhan Pelajar Terjaring Razia Satpol PP, DPRD Pekanbaru Minta Sekolah dan Orang Tua Lebih Tegas
  • PT. Hamka Maju Karya Jadikan “Jumat Berkah” sebagai Pilar TJSL dan Investasi Sosial Berkelanjutan
  • PSPS Pekanbaru Jaga Tren Positif, Bidik Kemenangan di Kandang Adhyaksa
  • OIKN Bantah IKN Jadi “Kota Hantu”: Pembangunan Terarah, Investasi Terus Masuk
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai Bangun Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
    10 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers