Waktu Puasa Muharram dan Keutamaannya
Rabu, 10 Juli 2024 - 10:11:30 WIB
(BabadNews) - Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah mengikhbarkan bahwa 1 Muharam jatuh pada Senin 8 Juli 2024. Dengan demikian, kita sudah memasuki tahun baru hijriah, yaitu 1446 H mulai Ahad petang (mulai malam Senin).
Pada bulan Muharam ini, banyak amalan penting yang dapat kita lakukan. Salah satunya adalah berpuasa. Puasa muharram adalah puasa yang sangat dianjurkan setelah puasa di bulan Ramadhan. Hal ini merujuk kepada hadis riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah.
Artinya: Rasulullah saw berkata, “Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara shalat paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”
Meski puasa Muharram adalah puasa yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw, namun tidak secara spesifik menjelaskan kapan waktu puasa yang dianjurkan, apakah setiap hari atau pada hari tertentu saja di bulan Muharram. Terkait hal ini, Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi (syarah sunan Tirmidzi) menyebutkan:
Artinya: Puasa Muharram ada tiga bentuk. Pertama, yang paling utama ialah puasa di hari kesepuluh beserta satu hari sebelum dan sesudahnya. Kedua, puasa di hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, puasa di hari kesepuluh saja.
Berdasarkan ikhbar dari PBNU, maka tanggal 9-11 bertepatan dengan Selasa-Kamis, 16, 17,18 Juli 2024. Puasa tanggal 9 Muharram disebut Tasu’a, 10 Muharram disebut Asyura.
Keutamaan Puasa Muharram
Dilansir dari NU Online, setidaknya, ada lima keutamaan puasa di bulan Muharram.
Pertama, menjadi puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan. Hal ini disampaikan secara langsung oleh Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, seperti telah dicantumkan di atas.
Kedua, puasa ini dilakukan pada salah satu dari empat bulan yang mulia atau al-asyhurul hurum. Hal ini juga pernah diutarakan oleh Rasulullah saw agar berpuasa di bulan-bulan mulia. Muharram adalah bagian dari empat bulan mulia itu, selain Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.
Ketiga, puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari.
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).
Keempat, khusus puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat.
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra, sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab, “Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat” (HR Muslim).
Kelima, khusus puasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.
Artinya: Dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya (HR Ahmad).(lpc)
Sumber: Radarpekanbaru.com
Komentar Anda :