www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Saat Syahwat Turunkan Derajat Seorang Raja Hingga Seperti Budak
Selasa, 09 Juli 2024 - 10:28:03 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews) - Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam bukunya Nashaihul Ibad menjelaskan bahwa seorang raja derajatnya bisa menjadi budak karena tidak mampu mengendalikan syahwatnya. Sementara seorang budak atau pelayan bisa memiliki derajat seorang raja karena kesabarannya dan kemampuannya mengendalikan syahwat.

"Sesungguhnya syahwat dapat menurunkan derajat seorang raja menjadi budak. Kesabaran dapat mengangkat derajat seorang pembantu menjadi raja. Lihatlah kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha."

Syekh Nawawi al-Banteni menjelaskan bahwa syahwat adalah keinginan dan kecintaan, padahal orang yang cinta terhadap sesuatu itu akan menjadi budak apa yang dicintainya. Kesabaran adalah ketabahan, dengan kesabaran seseorang akan dapat mencapai yang dicita-citakannya.

Dalam kisah Nabi Yusuf, Zulaikha seorang permaisuri raja tertarik kepada Nabi Yusuf yang saat itu statusnya sebagai seorang pembantu. Dengan kesabaran yang dimiliki Nabi Yusuf, dia dapat mengatasi segala bujuk rayu dan tipu muslihat Zulaikha.

Pada akhirnya, Nabi Yusuf yang semula hanya seorang pembantu, dapat menjadi raja, dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.

Syekh Nawawi al-Banteni juga menjelaskan orang yang selalu dalam bimbingan akal sehatnya layak berbahagia. Sementara, orang yang akalnya terkekang dan hawa nafsunya mengambil alih perilakunya akan celaka."Berbahagialah orang yang selalu dalam bimbingan akalnya dan hawa nafsunya selalu dalam kendalinya. Celakalah orang yang selalu dikendalikan oleh hawa nafsunya, sedangkan akalnya diam dan terkekang."

Orang yang mengutamakan akal ketimbang hawa nafsu maksudnya adalah orang yang selalu mengikuti kehendak akalnya yang lurus. Sementara nafsunya enggan melakukan segala apa yang telah dilarang oleh Allah SWT, yaitu perbuatan yang bertentangan dengan syara' (tuntutan dari Allah).

Orang yang dikendalikan oleh hawa nafsunya, akalnya terkekang. Maksudnya adalah orang yang akalnya tidak lagi berfungsi untuk bertafakur kepada Allah dan lebih mengutamakan kehendak hawa nafsunya.(rep)


Sumber: Radarpekanbaru.com




 
Berita Lainnya :
  • Anggota DPRD Riau Dodi Irawan Sebut Paslon Ade - Hendrizal Pemimpin yang dibutuhkan Inhu
  • Ribuan Warga Dumai Ikuti Senam Sehat Bermarwah Bersama Cagubri Abdul Wahid
  • Kiper Liverpool Alisson Terancam Absen Panjang Akibat Cedera Hamstring
  • RSUD Arifin Achmad Riau Tambah Jam Pelayanan Rawat Jalan
  • Seorang Pelaku Penikaman Antar Pemuda di Inhil Diringkus Polisi
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai BangunĀ Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    8 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    9 Camat Sukajadi Rahma Ningsih Apresiasi Donor Darah Kedung Sari
    10 Ayat Cahyadi : Rencana Belajar Tatap Muka Tunggu Arahan Kemendikbud
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers