Bahama Jadi Negara Pertama Dunia yang Terbitkan Mata Uang Digital
Selasa, 02 Juli 2024 - 11:12:16 WIB
LONDON (BabadNews) - Bahama menjadi negara pertama di dunia yang menerbitkan mata uang digital. Bank Sentral negara itu kini sedang mempersiapkan peraturan yang mengharuskan bank komersial menyediakan akses ke uang elektronik.
Hal ini diungkapkan Gubernur Bank Sentral Bahama John Rolle, Senin (1/7/2024).
Peran Bahama sebagai pelopor mata uang digital negara (CBDC) dengan menerbitkan mata uang Sand Dollar pada 2020, mendahului negara-negara di Eropa hingga China, yang kini tengah menjajaki versi digital mata uang mereka.
John Rolle yang mengawasi peluncuran Sand Dollar selama hampir empat tahun mengatakan, dengan penerimaan yang masih terbatas, bank-bank komersial sekarang diberi tahu tentang peraturan yang secara efektif akan memaksa mereka untuk mendistribusikan uang digital.
“Kami sudah mulai memberikan sinyal kepada institusi kami,” kata Rolle saat berkunjung ke London.
Ia mengatakan bahwa peraturan tersebut harus sudah ada dalam waktu dua tahun.
"Kami memperkirakan suatu proses demgan semua bank komersial pada akhirnya akan berada di ruang itu dan mereka akan diminta untuk menyediakan akses kepada klien mereka terhadap mata uang digital bank sentral," ujarnya.
CBDC terbukti menjadi titik pertikaian antara bank sentral dan bank komersial, dengan kelompok lobi perbankan memperingatkan bahwa mata uang digital tersebut dapat mendorong pelarian dana karena secara efektif menawarkan rekening bank sentral kepada masyarakat.
Bank Sentral Eropa (ECB) telah memberi isyarat akan mewajibkan pengecer dan bank di zona euro untuk menerima dan mendistribusikan euro digital di masa depan. Namun hal ini masih memakan waktu beberapa tahun lagi, yang berarti Bahama akan menjadi yang pertama.
CBDC hadir dalam dua bentuk, baik dalam bentuk ritel Sand Dollar di mana masyarakat dapat menggunakannya, atau sebagai versi grosir yang hanya digunakan oleh lembaga keuangan.
Memerintahkan bank untuk menyediakan Sand Dollar akan mengharuskan mereka membuat perubahan signifikan pada sistem teknologi informasi (TI) mereka. Namun Bank Sentral Bahama menganggapnya penting untuk meningkatkan adopsi CBDC dan pembayaran seluler secara lebih umum.
Sand Dollar saat ini menyumbang kurang dari 1 persen mata uang yang beredar di Bahama. Negara lain seperti Nigeria dan Jamaika yang juga telah meluncurkan CBDC mereka.
Salah satu masalahnya, menurut para pengamat CBDC, adalah bahwa metode tersebut belum menawarkan keuntungan nyata dibandingkan metode pembayaran yang ada.
Sumber: Cakaplah.com
Komentar Anda :