www.babadnews.com
Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
Hukum Sholat Dhuha Berjamaah, Apakah Sah untuk Dilakukan?
Senin, 07 Juli 2025 - 14:53:49 WIB
TERKAIT:
   
 

(BabadNews)  - Dalam pandangan Madzhab Syafi’i, sholat sunah pada dasarnya dibedakan menjadi dua kategori terkait pelaksanaannya: yang disunahkan berjamaah dan yang disunahkan sendiri-sendiri.

Menurut Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’, hanya tujuh jenis shalat sunnah yang disyariatkan untuk dilakukan berjamaah, yaitu: Sholat Idul Fitri, Sholat Idul Adha, Sholat Gerhana Matahari (Kusuf), Sholat Gerhana Bulan (Khusuf), Sholat Meminta Hujan (Istisqa'), Sholat Tarawih, Sholat Witir setelah Tarawih.  

Selain dari tujuh jenis sholat tersebut, seperti sholat dhuha, sholat tahajud, atau sholat rawatib, disunahkan untuk dilakukan sendiri-sendiri. Namun, tidak berarti sholat tersebut haram atau makruh jika dilakukan secara berjamaah.  

Rasulullah SAW pernah melaksanakan sholat sunah berjamaah di luar kategori tujuh sholat tersebut. Dalam salah satu riwayat dari Itban bin Malik yang tercatat dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW melaksanakan shalat sunah berjamaah di rumah Itban bersama Abu Bakar.

Riwayat lain juga menyebutkan beliau melaksanakan shalat sunah berjamaah bersama beberapa sahabat seperti Ibnu Abbas dan Anas bin Malik.  Imam An-Nawawi menegaskan bahwa, "Sholat sunah selain tujuh kategori di atas tetap boleh dikerjakan berjamaah tanpa dihukumi makruh, meskipun bukan bagian dari sunah utama." ujarnya.

Pelaksanaan sholat Dhuha berjamaah yang kerap dilakukan di sekolah-sekolah, baik tingkat SD hingga SMA, hukumnya boleh, terutama dengan tujuan pembelajaran dan pembiasaan bagi siswa. Namun, setelah pembiasaan ini, siswa dianjurkan untuk membiasakan diri melaksanakannya secara individu, karena itulah yang lebih utama.  

Adapun tata cara membaca bacaan sholat, untuk sholat sunah yang dilakukan siang hari, seperti dhuha, disarankan membaca secara pelan (sirriyyah). Sedangkan untuk shalat malam seperti tahajjud, bacaan dilakukan dengan suara keras (jahriyyah).  

Dengan pemahaman ini, umat Islam dapat melaksanakan shalat sunnah, termasuk dhuha, dengan bijak sesuai konteks dan tujuan masing-masing, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip syariat.(rep)

 
 Sumber: Radarpekanbaru.com




 
Berita Lainnya :
  • DPRD Riau Tunggu Usai Reses untuk Bahas KUA-PPAS 2026
  • SPPG Polresta Pekanbaru Siap Layani 1.000 Anak Sekolah dan Posyandu
  • Komisi I DPRD Pekanbaru Desak Pemko Bersihkan Drainase Sebelum Musim Hujan
  • MTQ ke-55 Kabupaten Inhil Resmi Dibuka, Diikuti 700 Peserta dari 20 Kecamatan
  • Bimtek CPNS Kuansing Dijadwalkan 4 November 2025, Menyusul Pelantikan PPPK Tahap I dan II
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Serikat Pekerja Indonesia Laporkan Dugaan Mal-administrasi Pegawai Disnaker Provinsi Riau ke Omdusme
    2 Bertemu Ketua KNPI Pekanbaru 2011-2014, M Yasir Peroleh Banyak Pelajaran BerKNPI
    3 Dilantik Ade Fitra, M Yasir Sah Jabat Ketua PK KNPI Binawidya 2021-2024
    4 Kades Tarai Bangun Andra Maistar Lantik Ketua RT dan RW Serentak
    5 Kejagung Periksa Pejabat KLHK, Dugaan Korupsi Oleh Pengelolaan Lahan Hutan di Inhu
    6 Bukit Raya Raih Penghargaan Sebagai Kecamatan Terinovatif 1 Tahun 2020
    7 Tim Basket Putri SMA 1 Kampar Berhasil Melaju ke Babak Kedua, Usai Kalahkan SMA 1 Tandun
    8 Perbaikan Jalan di Kuansing Terus Digesa, Alat Berat Dikerahkan
    9 Hari Ini PLTA Koto Panjang Riau Akan Buka 3 Pintu Waduk Sekaligus
    10 Dibela PEKAT IB, Bupati Ahmad Yuzar Dinilai Tak Cacat Hukum, Sekda Justru Langgar Kode Etik ASN
     
    Otonomi | Pekanbaru | Rohil | Opini | Indeks
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2020-2023 PT. BBMRiau Indo Pers