Hormati Otonomi Perempuan dan Haknya, Pekan ASI Dunia Diperingati Jumat, 02/08/2024 | 11:50
DUMAI (Tabloidrakyat) - Pekan Air Susu Ibu (ASI) Dunia dilaksanakan di Dumai yang dipusatkan di Taman Bermain Anak-Anak di Jalan Putri Tujuh, Komplek Pemko Dumai. Pekan ASI Dunia ini menunjukkan sikap dukungan kepada ibu-ibu terutama bagi pemula yang memiliki Balita.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Sekda Kota Dumai H Indra Gunawan yang ditemui awak media, Kamis (1/8) usai memperingati Pekan ASI Dunia di Taman Bermain Anak-anak di Jalan Putri Tujuh Komplek Pemko Dumai. ''Saat ini kondisinya sudah membaik. Malahan, setiap pelayanan publik telah tersedia tempat menyusui,'' kata Indra
Pekan ASI se-dunia ini, tambah Indra, mencakup kebijakan dan sikap yang menghargai perempuan dan menyusui. Serta sistem layanan kesehatan yang ramah bagi ibu menyusui dan menghormati otonomi perempuan dan haknya untuk menyusui kapan saja dan di mana saja.
Pekan ASI Dunia ini, lanjut Indra, telah dirayakan sejak 1992. Dan mulai mempromosikan berbagai strategi untuk mendorong pemberian ASI. ''Pekan ASI Dunia 2024 ini ingin menunjukkan dukungan kepada ibu-ibu yang menyusui. Serta diperhatikan dan didengarkan dan berbagi pengalaman seputar permasalahan yang dihadapi para ibu menyusui,'' kata Indra.
Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Dumai Maini Asna menjelaskan, Pekan ASI diselenggarakan untuk memberikan pemahaman kepada kaum ibu khususnya pemula yang baru memiliki anak Balita. Karena, ASI memainkan peran penting dalam pertumbuhan bayi. Terutama selama enam bulan pertama sejak kelahiran.
''ASI menyediakan semua nutrisi dan komponen penting yang dibutuhkan untuk membangun sistem kekebalan tubuh bayi,'' kata Maini.
Pekan ASI Dunia ini, lanjut Maini, menyoroti bagaimana keluarga maupun masyarakat serta komunitas dan petugas kesehatan dapat mendukung setiap ibu dalam proses menyusui. ''Pekan ASI Dunia ini diperingati untuk menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak dalam mencapai keberhasilan menyusui,'' kata Maini.(ade)
Untuk mengatasi masalah ini, reformasi dalam regulasi dan kebijakan administrasi yang lebih fleksibel, serta peningkatan dukungan dan mentorship, dapat membantu memastikan bahwa lebih banyak individu berbakat dan berkomitmen dapat mencapai posisi profesor. Ini tidak hanya akan memperkaya komunitas akademik tetapi juga akan memberikan kontribusi positif bagi pendidikan dan penelitian di seluruh dunia.(c)